Sebanyak delapan tim finalis Indocement Awards 2016 dari beberapa perguruan tinggi terbaik di Tanah Air beradu kreativitas di Jambore Mahasiswa Konstruksi Indocement Awards 2016.

Kedelapan finalis tersebut berasal dari Universitas Maranata, Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Bandung, Universitas Atma Jaya, Universitas Negeri Malang, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Lampung, dan Universitas Islam Indonesia. Setiap universitas mengirimkan empat peserta dan satu dosen pembimbing.

indocement

Setelah masing-masing tim mempresentasikan konsep pembangunan rumah fabrikasi di hadapan enam juri, kali ini delapan tim finalis tersebut berlomba membangun rumah fabrikasi dalam bentuk replika. Setiap tim memiliki waktu tiga jam untuk membangun rumah dengan nilai ekonomis tersebut.

Dalam acara ini, turut hadir para suporter dari masing-masing kampus memeriahkan Jambore mendukung timnya. Pihak panitia mencatat 400 suporter hadir dalam acara tersebut.

“Jumlah suporter 400 orang,” ujar Ketua Tim Panitia Indocement Awards 2016, Kelvin Candra saat memberikan sambutannya di Sport Hall Indocement, Citeureup, Jawa Barat, Kamis (10/11/2016).

Kelvin menyebutkan, tujuan acara ini adalah menjadi ajang berkumpul mahasiswa teknik sipil. Melalui acara ini pun diharapkan menjadi wadah mahasiswa dalam menyalurkan ide di bidang konstruksi sehingga memiliki semangat dalam memajukan konstruksi Indonesia.

“Terutama dalam memproduksi rumah cetak,” kata Kelvin.

Ketua Tim Juri Indocement Award 2016, Prof Tavio berharap, ajang perlombaan pembangunan rumah fabrikasi dapat dilirik oleh pihak swasta maupun pemerintah. Model rumah fabrikasi yang dibentuk dalam perlombaan tersebut diharapkan dapat berkontribusi juga dalam program satu juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang dicanangkan pemerintah.

“Tim juri kami ada satu orang dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Saya berharap hasil dari sini bisa disampaikan kepada Kementerian PUPR,” kata Prof Tavio.

Finalis tercepat yang membangun replika rumah fabrikasi ialah dari Universitas Brawijaya, kemudian diikuti peserta dari Universitas Malang.

Ketua Tim dari Universitas Brawijaya, Ahmad Arif mengatakan bahwa timnya membangun rumah tipe 36. Dalam membangun rumah tersebut, mereka menggunakan konsep bongkar pasang menggunakan sambungan struktur plat baja.

“Diharapkan sambungannya praktis dan cepat,” jelas Ahmad.

Dalam membangun rumah fabrikasi tersebut, Ahmad membeberkan banyak hambatan yang ditemui. Salah satunya, situasi yang tidak kondusif. “Hal ini menyebabkan komunikasi kami juga kurang. Namun, semuanya bisa teratasi,” bebernya.

indocement2

Sementara, ketua tim dari Universitas Malang, Afif Achsanul Choiri mengatakan, timnya tidak menemukan kendala berarti. Yang menjadi tantangan terberatnya ialah penyusunan struktur rumah yang tepat agar bisa berdiri kokoh.

“Kalau ada salah, rumah tidak akan bisa berdiri,” beber Afif seraya mengatakan timnya membentuk rumah tipe 36.

Baik Afif maupun Ahmad memuji perlombaan yang digelar Indocement Awards 2016. Mereka berharap Indocement terus berinovasi melalui produk terbaru dan bermanfaat bagi masyarakat. (Sumber: http://news.metrotvnews.com/)